Friday 4 March 2011

salah arti

mungkin aku terlalu terburu-buru mengartikan sesuatu, mungkin aku juga termakan oleh omongan yang kubuat sendiri, ibarat senjata makan tuan 'menarik bukan berarti tertarik'.
aku sadar dan sangat paham siapa aku, seorang anak manusia yang gak patut bicara dan mungkin bahagia, ketenangan dan kedamaian itu hanya mampir sementara, selama kerdipan mata.
tapi ku yakin Tuhan tidaklah tidur, dia mampu melihat rahasia dibalik rahasia, begitu dengan apa yang kuperbuat dan apa yang kurasa, terlalu cepat segala, memang, akupun juga merasa apa yang dirasa.
mencaci memaki dan membodoh2kan diri itu merugi waktu semua sudah terjadi, yang kuyakini bagaimana menata langkah kedepan dengan pasti, melihat yang lalu itu perlu tapi tak patut jika semua itu dijadikan momok yang menakutkan, karena hal yang luar biasa terjadi berawal pada hal biasa bahkan sepele yang kadang dilihat dengan sebelah mata.
aku bukanlah insan yang berhak bicara, hanya pada diriku sendirilah aku mampu bicara, karena tanpa bicara sebenarnya mata sudah mewakilinya bukan?
aku tak pernah membagi apapun, selain pada hal yang kuyakini, tapi jika begitu akupun tak mampu mengikutcampuri.
karena setiap manusia punya hak untuk memilih jalan hidupnya, seperti yang pernah kudengar kita tak akan pernah bisa memiliki jalan hidup seseorang sekalipun itu pasangan hidup kita, mungkin kita bisa memiliki cinta, kasih, tubuh, dan yang lainnya tapi bukan jalan hidupnya.
langkahkan kakimu, cari apa yang ingin kau cari, dan lakukan apa yang ingin kamu lakukan, karena aku tak ikut punya hidupmu walau aku punyai hati.

Wednesday 2 March 2011

kendedes senja yang malang

takdir yang membuatku terlahir dikota malang, tapi bukan berarti aku punyai karakter seperti kendedes walau aku memang titisan dari kendedes. mbak idho, dia kukenal saat aku berkunjung pada salah satu kedai buku yang dinamakan 'kedai sinau'. sudah lama aku tak mengunjungi tempat itu setelah aku pergi berkelana keluar pulau, tanjung pinang, riau. ternyata penjaga kedai ini sudah berganti orang, dialah mbak idho itu. seirang muslim yang pindar dan cerdas, yang punya pedoman hidup kuat beserta filsafat dan filosof yang dia pegang kuat. aku mengaguminya, tentang bagaiman dia memaknai segala macam problematika. sepertinya tak ada masalah yang tak terpecahkan olehnya.
saat pertama dia menjabat tanganku saat itulah dia tahu bahwa aku adalah titisan leluhur kendedes yang memang emak bapakku asli malang. aku tertawa, kendedes? oh mana saya tahu? siapa itu kendedes?
kendedes adalah sesosok figur putri raja yang tidak berkesetiaan pada satu pasangan saja. wow? saya bukan dia, mungkin saya titisannya yang masih berdarah dia walau barang setetes. mungkin.

pikiran yang melayang membawaku berpikirdengan nama itu 'kendedes'. tidak, aku bukan seperti dia, bagaimana bisa aku seperti dia sedang satu pasanganpun aku tak punya. banyak yang menertawaiku, persetan! akusungguh tak peduli, aku bebas lepas pergi kesana kemari tanpa beban dan kekangan dari makhluk adam, aku membuka pertemanan dengan siapa saja yang mau berteman asal berniat baik. kesana kemari denganini dan itu. aku memang belum berlabuh, bukan mencari tapi lebih tepatnya menikmati.
banyak berbagai karakter yang kutemui disana, kupelajari dan kukembalikan pada cara pandangku sendiri.
dia dia dia dia dandia lagi.ah, belum kutemukan.

yessy, apa yang kau cari? tak ada. karena yang kucari sudah bertemu tapi takbisa kumiliki. maksudnya? kau tak paham hanya aku dan Tuhan yang paham.

sekali lagi bukannya aku seperti kendedes, tapi lebih tepatnya aku belum terikat danterkekang. kesna kemari tanpa tujuan, karena tak ada satupun dermaga yang bersedia kulabuhi.                                                                                                                                        

Tuesday 1 March 2011

un tittLe by Yessy Nurmala on Friday, December 10, 2010 at 5:50pm

Нɑ=))нa:DHɑ=))нa:DHaɑ◦º°˚˚°º◦◦≈=)),,bnr2 bkin stress hdpku saja sperti ne,, peralihan yg tdx brutal jd hrs tunduk mbungkuk manut,, hmm mencoba pasrah dg yg ada d dpn mata,, mw d bawa kmn ªQ?ikut saja,, mw d apakan ªQ?pasrah saja,, ªQ mmg manusia yg ga sepatutx memberontak,toh ªQ bkn sapa2 dan bkn apa2.. Sungguh skrg adaLah masamasa sulit bagiku untuk menentukan arah dan tujuan hdp,, ªQ tw tag seLamax,,smw pasti ingin berubah,, siapa yg tag mw berubah kearah yg lbh baik? Smw ♏αΰ,,bgtu jg ªQ,,tp ga scepat itu,,ga secpt mw mereka,,butuh waktu,,butuh proses,,butuh d besarkan hatiq,, ªQ mmg manusia buruk yg busuk,,jauh dr baik apalagi sempurna,, tp apakah ªQ hrs trs d hakimi? Ttg hati..ttg laku,,dan bahkan ttg watak.. ªQ tdk mencari bnr,, tag kan ada ujungx jika ªQ trs berkeras membenarkan dri,, tag ada yg mampu menerimaq bahwa inilah ªQ ,, mgkin saking menjijikkan :) sungguh q amini apa yg terjadi d hdpku,, sdh q bilang bahwaq tag pantas bahagia,,dan sdh sering ªQ bilang karena dunia ini bukan miLikQ..Lakukan apa saja,,apa saja..

beraninya kau pergi, (ayah) by Yessy Nurmala on Tuesday, December 21, 2010 at 1:28am

Langit begitu gelap hujan tak juga reda, kuharus menyaksikan cintaku terenggut tak terselamatkan,,
Inginku ulang hari inginku perbaiki kau sangat kubutuhkan,,
Beraninya kau pergi dan tak kembali..
Dimana letak surga itu?
Biar kugantikan tempatmu denganku,,
Adakah tangga surga itu biar kutemukan untuk bersamamu..
Ku biarkan senyumku menari di udara,,
Biar semua tahu kematian tak mengakhiri CINTA..

(Agnes_tanpa kekasihku)

****
Malam yg sunyi ini pikiranku teringat ttg cerita 13th silam,,dmn ayahku pergi dan tak kembali..
Pergi tanpa pamit dan tanda,,pergi saat aku tak tahu apa2,,pergi saat aku belum sanggup berdiri sendiri,,pergi saat aku tak mngerti apa arti hidup,,pergi saat aku masih lugu ttg apa itu cinta dan kasih,,
Ayah,,kutahu ini bkn maumu meninggalkanku,,bukan inginmu membiarkanku mengarungi sulitnya hdp sendiri,,
Andai,,kau ada mgkin aku takkan sendiri mengambil raport,,
Andai kau ada mgkin aku takkan memperbaiki sepedah kayuhku sendiri,,
Andai kau ada mgkin aku takkan sndiri mnghadapi teman2 yg menjahiliku,,
Andai kau ada mgkin aku takkan sendiri mengambil penghargaan yg bertubi2 ku raih,,
Andai kau ada mgkin aku takkan menangis sendiri saat aku dilukai oleh cinta,,
Mgkin kau akan selalu ada membesarkan hatiku,,menguatkanku,,dan trs menyemangatiku meraih cita2,,
Mungkin kau akan membantuku mengeraut pensil,,membantuku membuat karya karya yg cantik,,
Sayang smua itu hanya mimpiku yg takkan jadi nyata,,
Sdh 13th aku hidup tanpamu,,tak ada yg bisa kubanggakan..
Dan saat ini aku sedang terjatuh ayah,,terpelosok jauh kedalam..
Butuh uluran dan dekapan hangatmu,,
Menguatkanku,,dan berkata smua akan baik2 anakku..
Saat ini aku sedang menangis,,mgkin takkan kau biarkan satu orangpun menyakitiku karna ku tahu kau sangat menyayangiku melebihi hidupmu..
Ayah,,aku sangat mencintaimu,sungguh begitu mencintaimu..
Semoga kau tenang disisi-Nya..
Dan aku yakin kita akn bertemu diruang dan waktu yg berbeda pastinya..
I ♥ U pap..
Dg isak dan tangis penuh cinta aku memelukmu..

bicara tentang manusia dan dosa by Yessy Nurmala on Sunday, December 26, 2010 at 10:04pm

Begitu banyak pengalaman dan cerita disepanjang jalanku, mencintai, membenci adalah bunga disetiap hari. Aku tak pernah muluk berharap karena harapan lebih hanya akan mengecewakan, semua kujalani seperti air yang mengalir dan sangat sederhana, menerima apa yang harus diterima, memberi apa yang seharusnya diberi. Melukai tak pernah terniat walau secara sadar ato tidak. Manusia terlahir karena dosa, dosa karena adam dan hawa yang dihukum dan diturunkan ke bumi. Sungguh akupun tak terniat melukai siapapun, tetapi jika diartikan beda itu terserah. Aku dibesarkan oleh tangan yang keras, biasa menengguk asinnya air laut. Apa yang kuharap? Tak ada, jika diberi aku menerima, jika harus memberi aku mengasih. terkadang manusia selalu ingin dimengerti tanpa mengerti, ingin dimengerti bahwa sedang lapar atau haus tapi tak pernah mengerti orang lain juga lapar dan haus, sedikit berbagi apa salah? Separuh nasi dan separuh air yang kita punya untuk sesama, walo hanya nasi putih dan air bening akan terasa bahwa disana berkasih. Terkadang manusia selalu ingin menang tanpa mengalah. Bukan! Mengalah bukan berarti kalah! Kalah dimata manusia bukan berarti kalah dimata Tuhan. Terkadang manusia selalu tak ♏αΰ sabar, bukan berarti terlalu sabar akan ditindas ato dilecehkan. Karena sabar adalah kemuliaan manusia. Jangan bicara sabar jika masih ada batasnya. Terkadang juga manusia selalu ingin dihormati tidak menghormati. Sebenarnya apa makna dari hormat menghormati? Memarahi karena sebuah kesalahan, ato mengumpat karena sebuah kekecewaan itu bukan berarti tidak adanya hormat menghormati, melainkan itu adalah luapan jiwa yang mengharuskan keluar. Toh apa salahnya marah dan mengumpat? Asal hati tetap akan satu jua. Terkadang manusia juga selalu menghina tanpa ♏αΰ dihina, jikalau begitu alangkah baikx jika tidak menghina karena tak ingin dihina? Kebijakan lah yang akan membuat lawan malu dan akhirx mengaku kalah. Sungguh, aku, kamu, ato mereka bukan manusia sempurna yang harus tampil sempurna, terkadang ada kalanya memang manusia emosi, egois, marah, ato mengumpat sejadi-jadinya. Tapi itu bukan harga mati bagi manusia yang buruk, ato pantas untuk dihina. Itu hanya luapan sesaat yang tak kan abadi. Karena manusia berada ditempat yang salah, jika tidak ada kesalahan maka tak kan ada manusia dan kita. seperti adam dan hawa yang dihukum karena kesalahan mereka.

manis asem asin nano nano

Mengingat yang lalu tentang cerita yang sudah sudah membuat semakin mengerti dan memaknai. Tak ada yang indah cukup biasa dan sederhana. Ketika keberuntungan tak pernah berpihak, ketika riang enggan menyapa. Smua terlewati. Kecewa, sakit sudah biasa. Tak pernah menyesal karena inilah hidup. Kecewa dan bahagia datang berganti ketika tawa dan tangis datang menanti. Tentang harap yang hanya akan jadi harap dan mimpi yang akan jadi mimpi. Manusia ckup berdoa dan berusaha semua berada ditangan_Nya. Penat, pembodohan saat aku terpaku pada satu titik dimana aku memang bodoh. Tertawa jika aku harus melihat potret dan pewayangan waktu itu. Terlalu dini untuk mengerti tentang apa itu rasa, tentang keberbelit-belitan dan ketetekbengek'an duniawi. Sempat berpikir bahwa hidupku adalah neraka yang lebih neraka dari neraka sebenarnya. Apa salahku? Yang tak pernah sekalipun memilih jalan. Apa yang ada didepanku itulah yang harus kumakan. Enyah dari dunia adalah pilihan mengecutku. Yah? Aku memang pengecut. Tp dulu, saat tak pernah kutemui cahaya lagi. Petang, gelap menyayat. Batinku terkuras saat semua mengering. Tangis, tawa, dan cita.
Tuhanpun tak tinggal diam, aku berada dalam keadaan utuh didetik ini adalah bukti bahwa tangis dan tawa hanya singgah sementara. Telah lalu itu akan tetap jadi pembelajaran teramat mulia, saat keikhlasan dipertaruhkan, saat tangan dan kakiku mulai mendingin semua terjawab bahwa sekarang aku baik-baik saja.
Kupastikan esok bahwaku akan terus menjumpai tangis dan tawa, sulit dan perih, dan ketika rambutku mulai memutih, ketika wajahku mulai mengeriput sekali lagi kukatakan bahwa aku baik-baik saja. Tentang hidup yang seperti neraka yang lebih neraka dari neraka sebenarnya adalah opini dan sugestiku, kamu,dan mereka. Semua memaknai, dan hanya aku, kamu dan mereka. Hidup seperti dineraka yang lebih neraka dari neraka sebenarnya? Atau hidup seperti disurga yang lebih surga dari surga sebenarnya. Katakan bahwa sampai detik ini aku, kamu, dan mereka akan baik-baik saja.

kaca yang pecah, atau nasi yang membubur? itu tak penting! karena kita adalah lakon, dan mereka adalah penonton

Banyak yang tidak kumengerti disini. Kupikir tak kan ada habisnya menilai. Tentang bagaimana ini dan bagaimana itu. Semua cukup dirasa dalam hati tanpa berucap, tentang apa itu kamu dan apa itu aku. Mencoba menerima walau kadang bertentangan dengan hati nurani dan keinginan. Mengoreksi yang sudah sudah hanya akan meluka. Tak pernah cukup dan tak pernah habis. Kala rasa sudah bicara, lalu apalagi yang diperlu? Mencumbu walau hanya cumbu, merayu walau hanya rayu buatku itu tak perlu. Tanpa melebihkan memang sudah lebih, tanpa mengurangi memang sudah kurang, tentang hati dan kepekaan. Senja diufuk yang indah itu tetap akan indah walau kita tak bersama, tetap kutatap walau tanpa genggaman satu. Memang beda rasanya. Tapi apa indahnya jika saling mencerca? Tak perlu tahu apa yang bersemayam, cukup dibayangkan dan diamalkan. mencari sempurnapun akan nihil hasilnya, percayalah tak kan kau temukan sempurna itu pada tubuh siapapun. Selalu membaca cermin pada setiap kesempatan itu baik, bukan untuk memuji keindahan diri, tapi lebih untuk koreksi. Tak perlu memerintah siapapun, cukup diri sendiri. Berkaca, bahwa akupun penuh kurang, dan banyak minus. Enyahlah apa kata mereka, apa mereka akan ada saat kita kurang? Yang umumnya terjadi mereka ada saat kita lebih. Mereka adalah penonton dan kita adalah wayang. Wayang yang jika berhasil melakoni skenario maka mereka akan bersorak gembira,,wayang yang jika gagal melakoni skenario maka mereka akan bersorak menghina. Mereka tidak boleh merusak lakon dalam pewayangan. Mereka adalah sekumpulan orang2 yang hanya akan bertepuk tangan menyaksikan kesuksesan yang kita raih, atau kehancuran yang kita peroleh. Lalu? Apalagi? Cukup kita.. Cukup aku dan kamu. Sebelum semua berakhir dengan ending yang tak terpilih maka tetapkanlah peranku dan peranmu. Karena rasa itu mengobati bukan menyakiti. Bukan juga untuk ditangisi.
Kata yang sudah terlanjur terhatur tetap akan jadi pahit dihati, tak pernah ingin menuntut walau tak bisa ditarik, mgkin juga akan termakan dan terkubur dalam bersama darah dan daging. Tapi tak mengapa, karena pahit dan manis itu sudah biasa menyinggahi. Akupun tak ikut punya hidup. Tak ada yang ku tuntut dan semua yang terjadi cukup kuamini. Seperti yang orang bilang bahwa hati ibarat kaca, dan jika kaca itu pecah maka tidak akan bisa kembali utuh seperti semula walau dilem dengan perekat termahalpun dijagat raya ini. Tapi bagiku itu tak penting karena hati ini sudah berulang kali patah dan seperti yang terlihat bahwa aku baik-baik saja. Ato mungkin seperti kata orang bijak yang mengatakan bahwa nasi sudah menjadi bubur, itupun tak penting bagiku, karena aku mampu menyulap bubur itu menjadi bubur ayam yang lezat dan akan kusiapkan dimeja makan untuk bersantap. Segala sesuatu cukup dimaknai dan dipelajari. Selalu ada jalan dan hikmah disetiap kejadian. Tentang aku dan kamu, yang entah bagaiman perannya nanti. Tak ada yang tidak mungkin jika sang Maha sudah menetapkan jalan_Nya. Cukup kuamini saja, dan mari berkaca, karena dunia ini bukan milikku, dan juga bukan pula milikmu.