Wednesday 2 March 2011

kendedes senja yang malang

takdir yang membuatku terlahir dikota malang, tapi bukan berarti aku punyai karakter seperti kendedes walau aku memang titisan dari kendedes. mbak idho, dia kukenal saat aku berkunjung pada salah satu kedai buku yang dinamakan 'kedai sinau'. sudah lama aku tak mengunjungi tempat itu setelah aku pergi berkelana keluar pulau, tanjung pinang, riau. ternyata penjaga kedai ini sudah berganti orang, dialah mbak idho itu. seirang muslim yang pindar dan cerdas, yang punya pedoman hidup kuat beserta filsafat dan filosof yang dia pegang kuat. aku mengaguminya, tentang bagaiman dia memaknai segala macam problematika. sepertinya tak ada masalah yang tak terpecahkan olehnya.
saat pertama dia menjabat tanganku saat itulah dia tahu bahwa aku adalah titisan leluhur kendedes yang memang emak bapakku asli malang. aku tertawa, kendedes? oh mana saya tahu? siapa itu kendedes?
kendedes adalah sesosok figur putri raja yang tidak berkesetiaan pada satu pasangan saja. wow? saya bukan dia, mungkin saya titisannya yang masih berdarah dia walau barang setetes. mungkin.

pikiran yang melayang membawaku berpikirdengan nama itu 'kendedes'. tidak, aku bukan seperti dia, bagaimana bisa aku seperti dia sedang satu pasanganpun aku tak punya. banyak yang menertawaiku, persetan! akusungguh tak peduli, aku bebas lepas pergi kesana kemari tanpa beban dan kekangan dari makhluk adam, aku membuka pertemanan dengan siapa saja yang mau berteman asal berniat baik. kesana kemari denganini dan itu. aku memang belum berlabuh, bukan mencari tapi lebih tepatnya menikmati.
banyak berbagai karakter yang kutemui disana, kupelajari dan kukembalikan pada cara pandangku sendiri.
dia dia dia dia dandia lagi.ah, belum kutemukan.

yessy, apa yang kau cari? tak ada. karena yang kucari sudah bertemu tapi takbisa kumiliki. maksudnya? kau tak paham hanya aku dan Tuhan yang paham.

sekali lagi bukannya aku seperti kendedes, tapi lebih tepatnya aku belum terikat danterkekang. kesna kemari tanpa tujuan, karena tak ada satupun dermaga yang bersedia kulabuhi.                                                                                                                                        

No comments:

Post a Comment