Fatwa, hampir sebulan kamu pergi.
Aku belum bisa membangun semangat baru, aku masih terus saja begini.
Aku tahu, mungkin kepergianmu memang sudah kehendak, tapi bagaimana dengan aku?
Kamu pikir aku bisa seperti ini?
Sendiri ditengah keramaian.
Aku merasa tiada berkawan.
Tak banyak yang bisa kuperbuat tanpamu, hanya meratapi yang terjadi.
Sayang, bilang sama Tuhan bahwa aku gak mampu sendiri, aku hanya ingin denganmu.
Bawalah kemana saja kau pergi.
Aku mau.
Mau mati bersamamu.
Persetan kata orang ƘƏLƏƲ aku sudah gila.
Mungkin memang benar, aku sudah gila.
Aku bukan hanya diam, akupun berusaha sekuat tenaga untuk bangkit dan membangun hidup kembali.
Tapi tetap saja, perhatian dan harapan selalu tercurah padamu.
Terkadang aku bertanya jawab sendiri, mengapa bukan aku saja yang mati?
Aku sudah bosan, aku benci dengan berbagai macam perpisahan.
Dulu ayahku yang pergi, lalu mengapa Tuhan jg memanggilmu kembali?
Bisa apa aku?
Hanya menangis.
Bodoh memang!
Terserah apapun yang orang bilang, karena aku hanya bisa menangisimu.
Apa aku harus mati juga?
Aku butuh kamu.
Orang yang tulus mencintai aku.
Bilang sama Tuhan, bahwa aku gak bisa hidup tanpamu.
Bawa aku kemana kau pergi.
Sekarang.....
No comments:
Post a Comment