Friday 4 March 2011

salah arti

mungkin aku terlalu terburu-buru mengartikan sesuatu, mungkin aku juga termakan oleh omongan yang kubuat sendiri, ibarat senjata makan tuan 'menarik bukan berarti tertarik'.
aku sadar dan sangat paham siapa aku, seorang anak manusia yang gak patut bicara dan mungkin bahagia, ketenangan dan kedamaian itu hanya mampir sementara, selama kerdipan mata.
tapi ku yakin Tuhan tidaklah tidur, dia mampu melihat rahasia dibalik rahasia, begitu dengan apa yang kuperbuat dan apa yang kurasa, terlalu cepat segala, memang, akupun juga merasa apa yang dirasa.
mencaci memaki dan membodoh2kan diri itu merugi waktu semua sudah terjadi, yang kuyakini bagaimana menata langkah kedepan dengan pasti, melihat yang lalu itu perlu tapi tak patut jika semua itu dijadikan momok yang menakutkan, karena hal yang luar biasa terjadi berawal pada hal biasa bahkan sepele yang kadang dilihat dengan sebelah mata.
aku bukanlah insan yang berhak bicara, hanya pada diriku sendirilah aku mampu bicara, karena tanpa bicara sebenarnya mata sudah mewakilinya bukan?
aku tak pernah membagi apapun, selain pada hal yang kuyakini, tapi jika begitu akupun tak mampu mengikutcampuri.
karena setiap manusia punya hak untuk memilih jalan hidupnya, seperti yang pernah kudengar kita tak akan pernah bisa memiliki jalan hidup seseorang sekalipun itu pasangan hidup kita, mungkin kita bisa memiliki cinta, kasih, tubuh, dan yang lainnya tapi bukan jalan hidupnya.
langkahkan kakimu, cari apa yang ingin kau cari, dan lakukan apa yang ingin kamu lakukan, karena aku tak ikut punya hidupmu walau aku punyai hati.

Wednesday 2 March 2011

kendedes senja yang malang

takdir yang membuatku terlahir dikota malang, tapi bukan berarti aku punyai karakter seperti kendedes walau aku memang titisan dari kendedes. mbak idho, dia kukenal saat aku berkunjung pada salah satu kedai buku yang dinamakan 'kedai sinau'. sudah lama aku tak mengunjungi tempat itu setelah aku pergi berkelana keluar pulau, tanjung pinang, riau. ternyata penjaga kedai ini sudah berganti orang, dialah mbak idho itu. seirang muslim yang pindar dan cerdas, yang punya pedoman hidup kuat beserta filsafat dan filosof yang dia pegang kuat. aku mengaguminya, tentang bagaiman dia memaknai segala macam problematika. sepertinya tak ada masalah yang tak terpecahkan olehnya.
saat pertama dia menjabat tanganku saat itulah dia tahu bahwa aku adalah titisan leluhur kendedes yang memang emak bapakku asli malang. aku tertawa, kendedes? oh mana saya tahu? siapa itu kendedes?
kendedes adalah sesosok figur putri raja yang tidak berkesetiaan pada satu pasangan saja. wow? saya bukan dia, mungkin saya titisannya yang masih berdarah dia walau barang setetes. mungkin.

pikiran yang melayang membawaku berpikirdengan nama itu 'kendedes'. tidak, aku bukan seperti dia, bagaimana bisa aku seperti dia sedang satu pasanganpun aku tak punya. banyak yang menertawaiku, persetan! akusungguh tak peduli, aku bebas lepas pergi kesana kemari tanpa beban dan kekangan dari makhluk adam, aku membuka pertemanan dengan siapa saja yang mau berteman asal berniat baik. kesana kemari denganini dan itu. aku memang belum berlabuh, bukan mencari tapi lebih tepatnya menikmati.
banyak berbagai karakter yang kutemui disana, kupelajari dan kukembalikan pada cara pandangku sendiri.
dia dia dia dia dandia lagi.ah, belum kutemukan.

yessy, apa yang kau cari? tak ada. karena yang kucari sudah bertemu tapi takbisa kumiliki. maksudnya? kau tak paham hanya aku dan Tuhan yang paham.

sekali lagi bukannya aku seperti kendedes, tapi lebih tepatnya aku belum terikat danterkekang. kesna kemari tanpa tujuan, karena tak ada satupun dermaga yang bersedia kulabuhi.                                                                                                                                        

Tuesday 1 March 2011

un tittLe by Yessy Nurmala on Friday, December 10, 2010 at 5:50pm

Нɑ=))нa:DHɑ=))нa:DHaɑ◦º°˚˚°º◦◦≈=)),,bnr2 bkin stress hdpku saja sperti ne,, peralihan yg tdx brutal jd hrs tunduk mbungkuk manut,, hmm mencoba pasrah dg yg ada d dpn mata,, mw d bawa kmn ªQ?ikut saja,, mw d apakan ªQ?pasrah saja,, ªQ mmg manusia yg ga sepatutx memberontak,toh ªQ bkn sapa2 dan bkn apa2.. Sungguh skrg adaLah masamasa sulit bagiku untuk menentukan arah dan tujuan hdp,, ªQ tw tag seLamax,,smw pasti ingin berubah,, siapa yg tag mw berubah kearah yg lbh baik? Smw ♏αΰ,,bgtu jg ªQ,,tp ga scepat itu,,ga secpt mw mereka,,butuh waktu,,butuh proses,,butuh d besarkan hatiq,, ªQ mmg manusia buruk yg busuk,,jauh dr baik apalagi sempurna,, tp apakah ªQ hrs trs d hakimi? Ttg hati..ttg laku,,dan bahkan ttg watak.. ªQ tdk mencari bnr,, tag kan ada ujungx jika ªQ trs berkeras membenarkan dri,, tag ada yg mampu menerimaq bahwa inilah ªQ ,, mgkin saking menjijikkan :) sungguh q amini apa yg terjadi d hdpku,, sdh q bilang bahwaq tag pantas bahagia,,dan sdh sering ªQ bilang karena dunia ini bukan miLikQ..Lakukan apa saja,,apa saja..

beraninya kau pergi, (ayah) by Yessy Nurmala on Tuesday, December 21, 2010 at 1:28am

Langit begitu gelap hujan tak juga reda, kuharus menyaksikan cintaku terenggut tak terselamatkan,,
Inginku ulang hari inginku perbaiki kau sangat kubutuhkan,,
Beraninya kau pergi dan tak kembali..
Dimana letak surga itu?
Biar kugantikan tempatmu denganku,,
Adakah tangga surga itu biar kutemukan untuk bersamamu..
Ku biarkan senyumku menari di udara,,
Biar semua tahu kematian tak mengakhiri CINTA..

(Agnes_tanpa kekasihku)

****
Malam yg sunyi ini pikiranku teringat ttg cerita 13th silam,,dmn ayahku pergi dan tak kembali..
Pergi tanpa pamit dan tanda,,pergi saat aku tak tahu apa2,,pergi saat aku belum sanggup berdiri sendiri,,pergi saat aku tak mngerti apa arti hidup,,pergi saat aku masih lugu ttg apa itu cinta dan kasih,,
Ayah,,kutahu ini bkn maumu meninggalkanku,,bukan inginmu membiarkanku mengarungi sulitnya hdp sendiri,,
Andai,,kau ada mgkin aku takkan sendiri mengambil raport,,
Andai kau ada mgkin aku takkan memperbaiki sepedah kayuhku sendiri,,
Andai kau ada mgkin aku takkan sndiri mnghadapi teman2 yg menjahiliku,,
Andai kau ada mgkin aku takkan sendiri mengambil penghargaan yg bertubi2 ku raih,,
Andai kau ada mgkin aku takkan menangis sendiri saat aku dilukai oleh cinta,,
Mgkin kau akan selalu ada membesarkan hatiku,,menguatkanku,,dan trs menyemangatiku meraih cita2,,
Mungkin kau akan membantuku mengeraut pensil,,membantuku membuat karya karya yg cantik,,
Sayang smua itu hanya mimpiku yg takkan jadi nyata,,
Sdh 13th aku hidup tanpamu,,tak ada yg bisa kubanggakan..
Dan saat ini aku sedang terjatuh ayah,,terpelosok jauh kedalam..
Butuh uluran dan dekapan hangatmu,,
Menguatkanku,,dan berkata smua akan baik2 anakku..
Saat ini aku sedang menangis,,mgkin takkan kau biarkan satu orangpun menyakitiku karna ku tahu kau sangat menyayangiku melebihi hidupmu..
Ayah,,aku sangat mencintaimu,sungguh begitu mencintaimu..
Semoga kau tenang disisi-Nya..
Dan aku yakin kita akn bertemu diruang dan waktu yg berbeda pastinya..
I ♥ U pap..
Dg isak dan tangis penuh cinta aku memelukmu..

bicara tentang manusia dan dosa by Yessy Nurmala on Sunday, December 26, 2010 at 10:04pm

Begitu banyak pengalaman dan cerita disepanjang jalanku, mencintai, membenci adalah bunga disetiap hari. Aku tak pernah muluk berharap karena harapan lebih hanya akan mengecewakan, semua kujalani seperti air yang mengalir dan sangat sederhana, menerima apa yang harus diterima, memberi apa yang seharusnya diberi. Melukai tak pernah terniat walau secara sadar ato tidak. Manusia terlahir karena dosa, dosa karena adam dan hawa yang dihukum dan diturunkan ke bumi. Sungguh akupun tak terniat melukai siapapun, tetapi jika diartikan beda itu terserah. Aku dibesarkan oleh tangan yang keras, biasa menengguk asinnya air laut. Apa yang kuharap? Tak ada, jika diberi aku menerima, jika harus memberi aku mengasih. terkadang manusia selalu ingin dimengerti tanpa mengerti, ingin dimengerti bahwa sedang lapar atau haus tapi tak pernah mengerti orang lain juga lapar dan haus, sedikit berbagi apa salah? Separuh nasi dan separuh air yang kita punya untuk sesama, walo hanya nasi putih dan air bening akan terasa bahwa disana berkasih. Terkadang manusia selalu ingin menang tanpa mengalah. Bukan! Mengalah bukan berarti kalah! Kalah dimata manusia bukan berarti kalah dimata Tuhan. Terkadang manusia selalu tak ♏αΰ sabar, bukan berarti terlalu sabar akan ditindas ato dilecehkan. Karena sabar adalah kemuliaan manusia. Jangan bicara sabar jika masih ada batasnya. Terkadang juga manusia selalu ingin dihormati tidak menghormati. Sebenarnya apa makna dari hormat menghormati? Memarahi karena sebuah kesalahan, ato mengumpat karena sebuah kekecewaan itu bukan berarti tidak adanya hormat menghormati, melainkan itu adalah luapan jiwa yang mengharuskan keluar. Toh apa salahnya marah dan mengumpat? Asal hati tetap akan satu jua. Terkadang manusia juga selalu menghina tanpa ♏αΰ dihina, jikalau begitu alangkah baikx jika tidak menghina karena tak ingin dihina? Kebijakan lah yang akan membuat lawan malu dan akhirx mengaku kalah. Sungguh, aku, kamu, ato mereka bukan manusia sempurna yang harus tampil sempurna, terkadang ada kalanya memang manusia emosi, egois, marah, ato mengumpat sejadi-jadinya. Tapi itu bukan harga mati bagi manusia yang buruk, ato pantas untuk dihina. Itu hanya luapan sesaat yang tak kan abadi. Karena manusia berada ditempat yang salah, jika tidak ada kesalahan maka tak kan ada manusia dan kita. seperti adam dan hawa yang dihukum karena kesalahan mereka.

manis asem asin nano nano

Mengingat yang lalu tentang cerita yang sudah sudah membuat semakin mengerti dan memaknai. Tak ada yang indah cukup biasa dan sederhana. Ketika keberuntungan tak pernah berpihak, ketika riang enggan menyapa. Smua terlewati. Kecewa, sakit sudah biasa. Tak pernah menyesal karena inilah hidup. Kecewa dan bahagia datang berganti ketika tawa dan tangis datang menanti. Tentang harap yang hanya akan jadi harap dan mimpi yang akan jadi mimpi. Manusia ckup berdoa dan berusaha semua berada ditangan_Nya. Penat, pembodohan saat aku terpaku pada satu titik dimana aku memang bodoh. Tertawa jika aku harus melihat potret dan pewayangan waktu itu. Terlalu dini untuk mengerti tentang apa itu rasa, tentang keberbelit-belitan dan ketetekbengek'an duniawi. Sempat berpikir bahwa hidupku adalah neraka yang lebih neraka dari neraka sebenarnya. Apa salahku? Yang tak pernah sekalipun memilih jalan. Apa yang ada didepanku itulah yang harus kumakan. Enyah dari dunia adalah pilihan mengecutku. Yah? Aku memang pengecut. Tp dulu, saat tak pernah kutemui cahaya lagi. Petang, gelap menyayat. Batinku terkuras saat semua mengering. Tangis, tawa, dan cita.
Tuhanpun tak tinggal diam, aku berada dalam keadaan utuh didetik ini adalah bukti bahwa tangis dan tawa hanya singgah sementara. Telah lalu itu akan tetap jadi pembelajaran teramat mulia, saat keikhlasan dipertaruhkan, saat tangan dan kakiku mulai mendingin semua terjawab bahwa sekarang aku baik-baik saja.
Kupastikan esok bahwaku akan terus menjumpai tangis dan tawa, sulit dan perih, dan ketika rambutku mulai memutih, ketika wajahku mulai mengeriput sekali lagi kukatakan bahwa aku baik-baik saja. Tentang hidup yang seperti neraka yang lebih neraka dari neraka sebenarnya adalah opini dan sugestiku, kamu,dan mereka. Semua memaknai, dan hanya aku, kamu dan mereka. Hidup seperti dineraka yang lebih neraka dari neraka sebenarnya? Atau hidup seperti disurga yang lebih surga dari surga sebenarnya. Katakan bahwa sampai detik ini aku, kamu, dan mereka akan baik-baik saja.

kaca yang pecah, atau nasi yang membubur? itu tak penting! karena kita adalah lakon, dan mereka adalah penonton

Banyak yang tidak kumengerti disini. Kupikir tak kan ada habisnya menilai. Tentang bagaimana ini dan bagaimana itu. Semua cukup dirasa dalam hati tanpa berucap, tentang apa itu kamu dan apa itu aku. Mencoba menerima walau kadang bertentangan dengan hati nurani dan keinginan. Mengoreksi yang sudah sudah hanya akan meluka. Tak pernah cukup dan tak pernah habis. Kala rasa sudah bicara, lalu apalagi yang diperlu? Mencumbu walau hanya cumbu, merayu walau hanya rayu buatku itu tak perlu. Tanpa melebihkan memang sudah lebih, tanpa mengurangi memang sudah kurang, tentang hati dan kepekaan. Senja diufuk yang indah itu tetap akan indah walau kita tak bersama, tetap kutatap walau tanpa genggaman satu. Memang beda rasanya. Tapi apa indahnya jika saling mencerca? Tak perlu tahu apa yang bersemayam, cukup dibayangkan dan diamalkan. mencari sempurnapun akan nihil hasilnya, percayalah tak kan kau temukan sempurna itu pada tubuh siapapun. Selalu membaca cermin pada setiap kesempatan itu baik, bukan untuk memuji keindahan diri, tapi lebih untuk koreksi. Tak perlu memerintah siapapun, cukup diri sendiri. Berkaca, bahwa akupun penuh kurang, dan banyak minus. Enyahlah apa kata mereka, apa mereka akan ada saat kita kurang? Yang umumnya terjadi mereka ada saat kita lebih. Mereka adalah penonton dan kita adalah wayang. Wayang yang jika berhasil melakoni skenario maka mereka akan bersorak gembira,,wayang yang jika gagal melakoni skenario maka mereka akan bersorak menghina. Mereka tidak boleh merusak lakon dalam pewayangan. Mereka adalah sekumpulan orang2 yang hanya akan bertepuk tangan menyaksikan kesuksesan yang kita raih, atau kehancuran yang kita peroleh. Lalu? Apalagi? Cukup kita.. Cukup aku dan kamu. Sebelum semua berakhir dengan ending yang tak terpilih maka tetapkanlah peranku dan peranmu. Karena rasa itu mengobati bukan menyakiti. Bukan juga untuk ditangisi.
Kata yang sudah terlanjur terhatur tetap akan jadi pahit dihati, tak pernah ingin menuntut walau tak bisa ditarik, mgkin juga akan termakan dan terkubur dalam bersama darah dan daging. Tapi tak mengapa, karena pahit dan manis itu sudah biasa menyinggahi. Akupun tak ikut punya hidup. Tak ada yang ku tuntut dan semua yang terjadi cukup kuamini. Seperti yang orang bilang bahwa hati ibarat kaca, dan jika kaca itu pecah maka tidak akan bisa kembali utuh seperti semula walau dilem dengan perekat termahalpun dijagat raya ini. Tapi bagiku itu tak penting karena hati ini sudah berulang kali patah dan seperti yang terlihat bahwa aku baik-baik saja. Ato mungkin seperti kata orang bijak yang mengatakan bahwa nasi sudah menjadi bubur, itupun tak penting bagiku, karena aku mampu menyulap bubur itu menjadi bubur ayam yang lezat dan akan kusiapkan dimeja makan untuk bersantap. Segala sesuatu cukup dimaknai dan dipelajari. Selalu ada jalan dan hikmah disetiap kejadian. Tentang aku dan kamu, yang entah bagaiman perannya nanti. Tak ada yang tidak mungkin jika sang Maha sudah menetapkan jalan_Nya. Cukup kuamini saja, dan mari berkaca, karena dunia ini bukan milikku, dan juga bukan pula milikmu.

rumput tetangga lebih hijau dan akan terus hijau

"Wah cantiknya kamu, siapa yang tidak terpikat oleh keindahanmu, andai aku bisa memilikimu, maka aku tak kan terbang lagi kemana, dan aku hanya akan menemanimu hingga ujung waktu."


Teringat oleh postingan seseorang pada masa itu, indah kelihatannya, saat sebuah pujian menghujam dan sejenak membawa diri keawang-awang.
Aku ingin tertawa membacanya, tak pernahkah terpikir bahwa keindahan yang ditimbulkan dan terlihat hanya akan musnah pada saatnya tiba nanti.
Saat wajah itu tak semulus sekarang, saat mata itu tak sebinar sekarang, saat kulit itu tak sekencang sekarang, saat bibir itu tak seindah sekarang, dan saat tubuh mulai membungkuk, bgtu juga rambut hitam yang mengkilat itu akan memutih, serta gigi itu tak seputih dan serapih sekarang, lalu apa yang akan menjadi kebanggaan? Bukan! Bukan cantik dan indah yang menjadi tolak ukur untuk setia, melainkan lebih dari hati dan rasa pada jiwa. Saat mata mulai rabun, maka diharap salah seorang akan membantu memasangkan kacamata, dan membantu memasukkan benang pada jarum untuk membenahi kancing baju yang terlepas. Dan saat mata sudah tak sanggup melihat indahnya mentari pagi dan bunga-bunga yang bermekaran maka salah seorangnya yang akan menceritakan bahwa bunga-bunga yang tumbuh dipekarangan rumah sangatlah indah tetapi tidak melebihi indahnya cinta pada pasangannya.
Bukan cantik yang terlihat mata sekarang, bukan juga keelokan paras yang menjadi jaminan, tuk bersumpah karena cintanya.
Mata siapa yang tidak menoleh jika ada seseorang yang melebihi cantik dibandingkan istrinya? Tidak akan menoleh! Bullshitt! Lupakah kau bahwa diatas langit yang biru itu masih ada langit yang lebih tinggi dan lebih biru lagi. Dan begitu juga dibawah bumi masih ada lapisan yang berlapis-lapis. Lalu? Apa yang akan kau cari sekarang? Kecantikankah? Keindahankah? Tak kan ada habisnya mencari. Karena semua tentang rasa dan jiwa.
Dan jika kecantikan yang melebihi indah telah kau dapatkan, apa iyaa kau tak akan mengeluarkan liur saat melihat rumput tetangga lebih hijau pada esok hari?

sederhana dan biasa-biasa saja

Aku tersenyum saat lakunya masih tetap sama, mencerca, memaki dan merendahkan. Semua tahu, tanpa dicerca, tanpa dimaki, dan tanpa direndahkan aku memang sudah rendah. Tak perlu membuang-buang waktu dan tenaga aku sudah cukup tahu siapa aku. Aku adalah wanita yang pernah sakit karena laku. Tapi aku tetap berjuang keras membalut perihku sendiri tanpa uluran tangan siapapun. Batin dan ragaku terkuras habis, walau kesabaran memang tak pernah ada batasnya tapi satu hal yang terlupa, bahwa aku hanyalah wanita yang bernaluri sama seperti wanita lain. Dahulu aku memang seorang pecundang dan sekarangpun juga. Mencundangi diriku sendiri. Aku tak pernah menyesal dengan jalan hidupku karena memang beginilah keadaanya. Apa yang dicari? Tampang? Tahta? Bukan! Aku tidak mencari itu. Cukup biasa dan sederhana saja karena hidup akan lebih indah dengan yang biasa-biasa saja. Memuluk dan berharap lebih hanya akan merapuh dan pergi. Sungguh aku tak pernah menyesali apa yang telah terjadi. Di ujung jalan sana mungkin akan kutemui sebuah kedamaian yang tiada tara dari penjanji kebahagiaan itu sendiri. Tak pernah terpikir olehku bercinta dengan orang yang melebih yang lebih dari seorang bidadara. Cukup ku katakan lagi dan lagi aku hanya ingin yang sederhana dan biasa-biasa saja.

amarahku memacu

Inginku berlari menatap fajar dengan tatapan yang menantang,
Menggenggam erat tekad yang membayang,
Melumpuhkan sendi-sendi keangkuhan,
Dan menyatukan harap yang membentang..
Semua sudah usai, skenario sudah berjalan sejalan dengan ending sang pemeran.
Melakoni hal yang bukan diingini dan dimaui.
Berat memang, mengenang, dan saat menoleh kebelakang, tapi apalagi?
Bukankah semua memang sudah usai?
Usai ditengah jalan, walau perih dan pedih terus bergelayutan.
Jika sanggup aku tak kan mau melakoninya, tapi siapa yang mengerti?
Aku bukan malaikat, yang mampu melihat segala sesuatunya. Jangan salahkan siapa-siapa, karena yang lalu hanya akan jadi cerita. Terserah yang menilai, mau diberi judul apa skenario ini. Mbulet, ruwet dengan segala tetekbengeknya didalam. Akupun tak mampu pahami, apa arti dibalik ini. Hanya sanggup menanti hikmah dan hasil akhir untuk mengetahui siapa yang akan keluar menjadi pemenang.
Mereka, hanya bisa bicara, mencerca, memaki bahkan menghakimi.
Apa hak mereka?
Apa mereka yang memberi makan kita?
Yang peduli saat kita binasa?
Tidak!
Persetan dan memang setan.
Menata hidup sendiri saja masih keteteran lalu mengapa harus membuang-buang waktu memikirkan dan menghakimi orang?
Semua punya hak hidup disini bukan?
Hak untuk bahagia, hak untuk merdeka.
Ambil! Jika memang mau mengambil!
Ikhlas? Yah,,sangat ikhlas!
Karena semua itu hanya titipan dan gak pernah hakiki.
Semua akan hilang dan mati.
Begitu juga aku, kamu, dia, dan mereka.
Dan bukankah disetiap masing-masing rumah memiliki kaca?
Jangankan dirumah, dimobil, dimotor, bahkan didalam tas dan bedakmu ada kaca.
Kaca untuk bercermin melihat bagaimanakah kita. Aku,, kamu,,
Urusilah jerawat yang ada diwajahmu sendiri tanpa mengurusi jerawat orang lain.
Urusilah guratan-guratan wajahmu yang kecantikan dan ketampanan akan lekang oleh waktu.
Jangan mengurusi bagaimana dia dan bagaimana mereka.
Karena hidup akan lebih berarti jika kita sadar dan tau diri tentang kaca yang ada didepan muka kita.

mimpiku dan mimpi seluruh wanita (mungkin)

Kurasa semua wanita mempunyai mimpi yang sama.
Suatu saat menikah dengan seseorang yang baik hati, karena lelaki baik hati tidak akan menyakiti, melukai, memaki dan mencaci.
Terikat janji ijab dan membeli dengan mahar yang tak ternego.
Beritikad sehidup semati.
Melengkapi yang kurang lengkap, dan mengisi yang kurang isi.
Walau badai tak kunjung mereda tapi sejoli tetap satu dengan kuat dan tekad yang bulat. Mengingat bahwa kebersamaan dan kesetiaan adalah kunci amanat.
Terlebih jika Yang Maha telah mempercayakan anugerahnya, malaikat kecil yang akan jadi bukti suci janji.
Hamil..
Dengan penuh pengertian suami, kala istri uring2an dan minta mangga muda tengah malam buta. Mencari walau keujung kota. Akankah? Walo tidak kunjung ditemui, juss manggapun jadilah diminimarket terdekat.
Saat perut makin membuncit bak memboyong drum serupa saat dulu pernah mengikuti keanggotaan drumband, tetap sang suami dengan bangga mengoyong2 istrinya kemall untuk membeli beberapa perlengkapan melahirkan.
Dan berkata, "cantik beraura istriku walau dengan perut membuncit mengandung sang buah hati".
Kelahiranpun tiba, suami masih tetap setia menunggui, proyek besar diluar kota rela ditinggalkannya, menggenggam, menguatkan sang istri berjuang antara hidup dan mati. Sungguh mengharukan, saat sang suami menenangkan, "wahai istriku, bertahan dan berjuanglah demi anak kita yang akan datang kedunia menatap wajah ayumu dan merasakan sentuhan hangatmu."
Bismilaah,, sang bayipun terlahir selamat dan sempurna, puji Tuhan yang Maha Kasih.
Tak lupa adzan terhatur lancar nan merdu ditelinga sang jabang bayi.
Dengan isak tangis bahagia, "anak kita sungguh cantik, secantik kamu."
Hari berganti bulan dan tahun.
Dengan penuh keimanan bersama membangun mendidik titipan dengan penuh kasih. Alangkah indahnya dunia.
Tak ♏αΰ apa2 lagi. Cukup bagiku.
Punyai suami yang baik hati dan peri kecil nan ayu.
Berharap tentang datangnya sebuah cerita yang indah esok harinya.
Menyongsong masa depan menatap dunia.
Terus tumbuh dengan sejuta cita gemilang.
Dan aku akan menua bersama suamiku.
Hidup rukun dan tentram menatap nanar haru sang jagoan meraih mimpi.
Rambutku memutih, gigiku merontok, mataku memburam, dan otakku memikun.
Suamiku selalu setia menungguiku didepan rumah kalau2 aku lupa lagi jalan kerumah sepulangku dari surau.
Dan aku lebih memilih untuk mati dahulu dari pada harus melihat suamiku pergi. Karena aku gak sanggup hidup seharipun tanpa dia.
Pada akhirnya aku mampu pergi dengan tenang diatas ranjang empuk nan hangatku.

rahasia langit

Puji syukur atas segala karuniaMu Tuhan, yang menjadikanku tegar dan melangkah pasti.
Akupun selalu meyakini bahwa Tuhan telah menggariskan hidup yang lebih indah, tentang segala keAgungan dan keDikdayaanMu.
Sujud bersimpuhku menangis haru tentang apa yang sudah Kau berikan Tuhan.
Tak ingin berpaling dan hanya padaMu kekasihku.

Lihatlah wahai insan yang ada disana, aku mampu berdiri bukan? Aku juga mampu merubah tangisku menjadi senyum walau tanpa uluran tanganmu.
Walau segala hujat pahit menyapaku aku bisa lalui itu.
Sungguh Maha Besar Allaah.
Aku makhluk yang sama sepertimu, dan hanya Allaah yang berhak menghakimiku.
Siapa yang tak mampu bahagia?
Aku mampu.
Rahasia langit begitu indah tanpa kita tahu.
Tentang kasih tentang sayang yang tak pernah mengering dalam hidupku.
Manusia boleh memandang rendah bak sampah, tapi apa Yang Esa juga memandang rendah seperti km memandangku?
Tidak duhai sayang.
Tuhan punya alasan tersendiri mengapa semua ini terjadi.
Segala korban telah ku ikhlaskan karena keyakinan baik dalam benakku menguat.
Seiring berjalannya hari akan kusongsong masa depan yang lebih cerah walau tak secerah pikirmu.
Lebih dari ketenangan bathin itu sudah mumpuni.
Tak pernah berharap lebih.
Cukup berserah dan mencinta Yang Maha Kasih.
Ini baru awal perjalanan, dan diujung jalan sana kamu akan benar-benar menjadi saksi betapa tegarnya aku yang mampu berdiri dengan sejuta bahagia dan kasih Ilahi.

dear fatwaku kekasihku

Beb, dulu kamu ingin sekali mengajakku naik kereta api kelas ekonomi dari malang kejogja.
Karena dengan kereta api kelas ekonomi kita akan menjumpai banyak orang-orang beragam jenis.
Pengamen yang suka menyanyikan lagu-lagu jawa, penjual asongan, penjual nasi bungkus, kopi dan minuman hangat lainnya.
Aku sekarang akan menaiki kereta itu bersama sahabatku ersa.
Kamu masih ingat ersa kan?
Dia yang selalu kamu kerjai dengan guyonanmu.
Dia yang akan menemani aku perjalanan kejogja, kerumahmu.
Walaupun ragamu tak mampu menemaniku sekarang, tapi aku yakin kamu disampingku sekarang.
Kita akan menjumpai pengamen yang dulu pernah ingin kau tunjukkan padaku, pedagang asongan penjual nasi bungkus dan minuman.

***
Sekarang aku sudah menaiki kereta itu, rasa hampa menyapa begitu saja dibenakku, teringat celoteh konyolmu tentang sebuah kereta.
Sepanjang perjalanan, bayanganmu terus meraja.
Sempat tertawa renyah menceritakan yang lalu denganmu kepada sang sahabat.
Disebelah kananku ada seorang ibu dan anak lelakinya. Aku teringat Ibumu dan kamu.
Andai aku mampu memutar waktu, pasti akan kuperbaiki segala sesuatunya.
Kericuhan roda dan rel kereta semakin mencabik batinku. Membuka memory yang pernah tercipta antara kita.
Aku dan sahabatku dihampiri oleh pramugara kereta, dia baik sekali, darinya aku mendapatkan info bahwa aku bisa langsung melanjutkan perjalananku ke Kutoarjo dengan kereta ini tanpa harus turun dan oper kereta Prameks.
Langsung kuyakini, bahwa disampingku selalu ada kamu yang terus menemani disepanjang perjalananku.
Sore telah berganti malam. Gelap. Andai kau ada dan nyata, mungkin aku tak kan merasa berduka melihat kearah luar jendela yang begitu gulita.
Ah, tapi apa yang bisa kuperbuat?
Aku hanya bisa berkomunikasi denganmu lewat batin, dan jawabanmu cukup dengan petunjuk baik yang datang padaku.
Selamat malam bebi.
Tidurlah dengan tenang lagi nyenyak dipersinggahan kekalmu.

***
Dengan langkah pasti kumenuju rumahmu, melewati teduhnya kotamu, indahnya pemandangan alam. Pintu rumah terbuka, kusalami seorang bapak dan itu bapakmu, berikut Ibumu dengan pelukan basah oleh tangis, kakakmu yang sangat kau cintaipun kupeluk erat seperti aku pernah memelukmu.
Rumah yang asri, teduh nan nyaman sekali jauh dari hiruk pikuk kota.
Obrolan keluar dengan begitu saja dari mulut kami tentang semua kenangan denganmu.
Matahari begitu terik, panas membayang, tapi tak enyahkan langkahku,ibukmu,mbakmu,dan yang lain menuju rumah akhirmu.
Aku terpaku, antara iya dan tidak, benarkah ini pemakamanmu bebi?
Atau hanya gundukan tanah yang dibuat-buat?
Aku masih tidak mempercayainya.
Terhatur doa dan dialog batin yang searah.
Tanpa jawabmu. Aku menangis.

pelajaran

Begitu banyak hal dan cerita yang menyinggahiku, tentang hidup yang terkadang memenat.
Merasa sakit walau sebenarnya tidak ada yang menyakiti dan berniat.
Terkadang apa yang kita rasa bukan hal yang sebenarnya nyata. Terselip misteri yang kadang tak diketahui.
Hanya Yang Maha yang tau segala tentang kehakikian dan ending sandiwara.
Manusia bodoh jika aku harus jatuh pada kesalahan serupa.
Sempat berputus asa, meminta mati saat waktunya belum tiba.
Tak perlu meminta, karena kematian pasti akan singgah.
Hanya proses dan waktu yang berbeda antara aku dan dia.
Membuka, membaca tentang pelajaran yang baru saja diterima.
Memperbaiki apa yang kudu diperbaiki.
Sesal selalu datang membuntut.
Jika sang malaikat tak setia, mungkin dia akan membagi rahasia langit itu.
Tapi apa daya manusia?
Hanya memperbaiki dan berhati-hati.
Cukup diamini segala yang terjadi.
Aku tak ikut punya hati.

apakabar kau disurga?

Semalam kamu datang dalam mimpiku, kamu terlihat tampan sekali, tersenyum padaku tanpa kata.
Aku mampu membaca, kau telah tenang dalam dekap_Nya.
Tuhan begitu menyayangimu, hingga kau harus pergi secepat ini.
Tahukah kamu sayang, aku selalu merindukanmu disini, didunia, dimana kita dipertemukan.
Merajut kasih walau hanya sebentar saja.
Tak apa, akupun mengamini segala apa yang terjadi.
Walau sebenarnya aku tak mempercayai ini.
Aku iri dengan bidadari yang ada disurga sana.
Mungkin mereka menemanimu sekarang.
siang tadi aku berbincang dengan berjuta rindu bersama Ibumu, salah satu wanita yang kamu cintai.
Kami menangis, bukan karena tak meridhoimu, kami ikhlas, kami hanya merasa rindu yang tak tertahan padamu.
Sempat ingin sekali berhijrah kekotamu, Jogjakarta.
Dimana tempat persinggahan terakhirmu.
Waktu memang begitu cepat memisahkanku darimu, tapi itu tak mampu mematikan rasa yang sempat terjalin indah.
Kamu tetap meraja dihatiku, ditempat yang paling indah dikalbuku.
Sungguh, begitu berat kulalui hari tanpa nafasmu didunia fana ini.
Aku bertahan karenamu, melanjutkan hidupku, mencari bahagiaku, bukankah itu yang kau mau?
Aku akan terus berjalan kedepan, melanjutkan mimpi kita walau tanpamu.
Kamu akan menyaksikanku bertahan dengan sejuta asa.
Suatu saat aku akan mempunyai keluarga yang manis. Seperti harapmu.
Melahirkan seorang anak yang tampan sepertimu.
Menua, memikun, memutih, dan mati diatas ranjang hangat nan empukku.
Kita akan bertemu, pasti.
Seperti yang pernah kamu janjikan.
Bertemu dalam waktu dan ruang yang berbeda pastinya.
Kita akan berjodoh dikehidupan yang kekal nanti.
Kamu akan mendapatiku seseorang yang pernah kamu cintai diakhir hayatmu.
Perempuan yang begitu kamu banggakan dan kamu kagumi ketegarannya.
Perempuan yang pernah ingin kamu nikahi.
Perempuan yang pernah ada dihati dan hidupmu yang terdalam.
Sayang, aku menulis ini semua dengan berlinang air mata.
Bukan karena apa-apa, aku hanya merinduimu.
Merindu kasihmu, leluconmu, kenakalanmu, keusilanmu dan segalanya tentangmu.
Kemarin, sekarang, nanti, dan sampai berakhirnya sandiwara dunia ini aku tetap seperti dulu, seperti yessy yang pernah kamu temui dan kamu cintai didunia.
Kematian tak kan pernah bisa mematikan rasaku padamu.
Tidur nyenyaklah kau disana. Waktu akan berjalan dengan cepat, secepat kedipan matamu saat kamu membuka mata dari tidurmu.
Kita akan berjumpa, kita akan menyatu dalam dekapan kasih nan lembut dari Yang Maha Kuasa.
Tersenyumlah, dan bersiaplah, semua akan berakhir dan kita akan bersatu kembali. Seperti yang kubilang tadi.
Pada waktu dan ruang yang berbeda pastinya.

Ur last love,
Yessy.

selingkuh itu indah. benarkah?

SELINGKUH

Pertama kali kutatap matamu, hatiku bergetar, meyakini bahwa kaulah separuh jiwaku. Mencintaimu adalah pilihanku.

Itu kalimat awal. Lalu? Bagaimana dengan pasangan yang disembunyikan? Berpikir sejenak, apa yang diinginkan?
Saat kekasih pertama begitu disanjung keindahannya.
Beribu alasan terlontar bagi mereka.
Tentang kurangnya perhatian, kasih sayang, bahkan kebutuhan.
Tetapi tersangkapun juga punya alasan, tentang kesibukan yang tak pernah dimaklumi pasangan.
Ketika suami yang berjuang keras membanting tulang demi menghidupi anak istrinya.
Tak terpandang. Tak terkenang.
Cinta yang lainpun terjamah.
Lalu kemana cinta teragungnya?
Indah pada awalnya.

Membagi waktu, antara satu dengan yang satunya lagi.
Membuat pasangan barupun punyai beribu alasan tuk mencari.

DISELINGKUHI SELINGKUHANNYA
:)
Semua itu hukum alam bukan?
Barang siapa yang menanam dia pula yang akan menuai.
Mencari cinta dilain tempat.
Apa hasilnya?
DOSA? Yah.. DOSA.
DOSA TERMANIS
Itu bagimu!
Bagi dia?

Dia yang tak tahu menahu.
Mencoba percaya, setia, dengan peluh yang setiap siang memeras hanya untuk cinta kasihnya pada keluarga.
Tersia-sia.

Cinta itu bukan dari bentuk perhatian, bukan juga dari sentuhan nyata.
Cinta itu untuk dirasa.
Menerima walau tanpa meminta.
Memberi walau tanpa mengharap.
Dia memahami, mengerti walau tak berbalik.

Cinta itu mengisi kekosongan.
Mengobati saat kita sakit, memberi makan saat kita lapar, memberi minum saat kita haus.
Cinta itu menunjukkan saat kita buta, dan membenarkan saat kita salah.
Cinta itu menuntun saat kaki kita patah, memahami saat kita memikun.
Menyabari.
Mendampingi.

Memijit kaki saat sang istri pegal2 karena datang tamu setiap bulannya.
Membantu memasukkan benang dalam jarum saat kita mulai rabun.
Memotongkan kukunya saat dia sudah tak mampu lagi dengan penglihatan minim.
Membetulkan resleting punggung istri saat tulang tak mampu menjamahnya.
Itulah cinta.
Itulah kasih.

Cinta bukanlah sentuhan, rabahan yang memuaskan.
Cinta juga bukan keindahan yang terlihat mata. Bagaimana cantiknya dan bagaimana tampannya.
Melainkan cinta adalah rasa.
Mendampingi, menyertai.

Lalu apa yang dicari dari sentuhan yang berpindah?
Puas?!
Saat kekasih yang diyakini setianya mati binasa.
Sesal?
Tak kan ada gunanya.
Karena setia itu indah..
Kemarin,saat ini, ataupun esok hari.

rasa

Seperti membuka mata dipagi hari
Sejuk merayap menghinggap
Disisa relung relung kalbu
Menatap mendengar merasakan
Apa yang tercipta
Puji serta atas apa yang diterima
Merasa rasa terdalam
Berselimut senyum nan hangat
Menatap
Menyentuh
Kau punya sejuta makna
Dalam biduk yang entah apa
Tak ada kata tuk ungkapkan rasa
Karena hanya bisa merasa
Dan rasa akan meraja

utuhkan hatimu sayang,

apa yang akan kau perbuat jika kamu tak pernah tahu maksud
karena kau tahu bahwa tak kan pernah ada ungkapan yang bisa mewakili rasa
tentang aku dan kamu
tak pernah sadari mengerti bahwa cinta itu senang melihat orang yang dicintai bahagia
walau bukan dari tanganku
sinari hidup agar bisa lebih hidup
mengukir rasa dan cita yang tak kan pernah surut
menuai bunga-bunga bercumbu
bersama bintang kau akan gapai impian
terbang bersama asa yang terimpi
menerangi mimpi
seperti kamu
seperti namamu
terangi mimpi
selamanya

satu tahun yang lalu sebelum dia pergi meninggalkan dunia

sore itu terbaca ulang
saat senja menyapa bathin relung
dimana mata dan mata bertemu
tak cukup berkata mengapa
hanya kesungguhan terdampar
kapal itu menuju pulau tujuan
mengantarkan awal sejarah cinta
menyatukan jiwa
angkuhku membuatmu makin terpana
asal muasal nenek moyanglah yang membuat pesona
rindu menggebu karena pancaran indera rasa
aku dan dia bertemu didermaga

bilang sama Tuhan

Fatwa, hampir sebulan kamu pergi.
Aku belum bisa membangun semangat baru, aku masih terus saja begini.
Aku tahu, mungkin kepergianmu memang sudah kehendak, tapi bagaimana dengan aku?
Kamu pikir aku bisa seperti ini?
Sendiri ditengah keramaian.
Aku merasa tiada berkawan.
Tak banyak yang bisa kuperbuat tanpamu, hanya meratapi yang terjadi.
Sayang, bilang sama Tuhan bahwa aku gak mampu sendiri, aku hanya ingin denganmu.
Bawalah kemana saja kau pergi.
Aku mau.
Mau mati bersamamu.
Persetan kata orang ƘƏLƏƲ aku sudah gila.
Mungkin memang benar, aku sudah gila.
Aku bukan hanya diam, akupun berusaha sekuat tenaga untuk bangkit dan membangun hidup kembali.
Tapi tetap saja, perhatian dan harapan selalu tercurah padamu.
Terkadang aku bertanya jawab sendiri, mengapa bukan aku saja yang mati?
Aku sudah bosan, aku benci dengan berbagai macam perpisahan.
Dulu ayahku yang pergi, lalu mengapa Tuhan jg memanggilmu kembali?
Bisa apa aku?
Hanya menangis.
Bodoh memang!
Terserah apapun yang orang bilang, karena aku hanya bisa menangisimu.
Apa aku harus mati juga?
Aku butuh kamu.
Orang yang tulus mencintai aku.
Bilang sama Tuhan, bahwa aku gak bisa hidup tanpamu.
Bawa aku kemana kau pergi.
Sekarang.....

bukan cinta untuk setia, tapi setia untuk cinta

Kamu datang pada saat yang tepat, ketika aku butuh setetes air dari gersangnya raga, ketika aku butuh dukungan moril atas kegila'an yang menghampiri.
Kamu datang bak malaikat penyelamat hidup tak berlebih kukatakan. Karena memang begitulah adanya.
Menemani waktu yang membutuhkan sita'an ekstra. Menuangkan sedikit pemikiran dan nasihat bijak cuma-cuma.
Hari berganti, tak pernah memuluk berharap memang, dan sekarang aku merasa semua. Rasa hidup yang lebih hidup.
Kupikir aku tak kan pernah bisa lagi melihat hijaunya pegunungan yang kita punya disekeliling kita. Menengadah, memohon ampun serta restu pada Yang Esa.
Diantara keramaian kamu memberi kedamaian disetiap mili sepiku. Hapusan punggung telapakmu pada airmata, belaian kasih yang entah apa artinya, pelukan hangat yang punyai sejuta makna.
Terhempas, tersayat.
Dan..
Sekarang aku datang disaat yang tak tepat.
Ambilah, segeralah pergi, jauh, dan jangan pernah kembali.
Karena aku tak akan pernah ingin bertemu jika ku ketahui akan ada kepergian.
Karena aku tak akan pernah ingin kau cintai jika ku ketahui akan ada yang terluka.
Cinta?
Ohh, benarkah?
Pikirku, cinta itu tak ada, tak akan pernah ada.
Dan yakinku, kebersamaan saling mengisi serta setia patut dijunjung kehormatannya, baru katakan cinta itu nyata.
Hahaaa
Jangan bermain walau bisa dipermainkan, karena api akan melahapmu mati.
Tidak sekarang ataupun nanti, tapi kelak kau akan menuai padi yang kau tanam hari ini.

tersenyum, sedetik kemudian menangis

Waktu itu aku dan dia pergi kewarnet, bilikku dan dia bersebelahan, kami OL barengan, dia membaca postinganku kepada teman lama yang berisi,

"kayo, km ada akun twitter ga? Kalo ada follow aku yah @yessynurmala."
Spontan dia mendatangi bilikku dan mengumpatiku, "beb, apa2'an kamu? Cowonya sendiri gak dibuatin akun baru, eh malah nyuruh orang lain buat nge-follow, taiklah kau."

Aku hanya tertawa dan tersenyum sendiri mengingat betapa childishnya pacarku ini, manja, dan kadang bikin gedek banget.
Dia suka merengek ngajakin beli juice kesuka'annya.
Terkadang kami duduk ditepi pantai, menyantap jagung bakar+teh hangat, sambil menikmati senja sore hari.

Dia suka mengandai-andai menyebrang dari tg.pinang-singapore bersamaku, berlibur berdua. Mungkin kami akan memboyong beberapa baju murah disana yang mahal jika dijual di indonesia.
Dia selalu setia menjemputku, walau hampir setiap hari dia terlambat dengan alasan yang macam-macam dan tak pernah ada habisnya.
Dia selalu minta ampun dengan memasang muka memelasnya, aku selalu luluh karena memang dialah yang kucintai.

Suatu ketika, dia mengutarakan niatnya untuk melanjutkan studinya dijogjakarta yang sempat tertunda karena pertemuan kami yang membahagiakan, hingga dia tak ingin meninggalkanku dan pulau ini, pulau dimana dia menemukanku.
Aku menangis dipelukkannya, tetapi kalimatnya sungguh menenangkan jiwaku, " dengar bebi, aku akan kembali satu tahun kemudian dan menikahimu."

***
Lamunanku buyar, aku tersadar, bahwa dia sudah berada dipangkuan Sang Esa.
Tak terasa air mataku meleleh keluar.
 

awal itu yang pertama

Blog ini dibikin oleh seseorang yang spesial, dulu dia sempat memintaku membuat blog untuk mengandangkan beberapa tulisanku, kupikir awalnya tak perlu, aku memang suka menulis tapi pikirku tulisanku bukan tulisan wah yang pantas untuk konsumsi publik, tetapi cara pikirku berubah, sebuah karya tidak ada yang tidak pantas untuk dinikmati, gambar seorang anak SD yang acak-acakkan sekalipun masih punyai penikmat walau hanya orang tuanya, begitu juga dengan tulisanku, sederhana dikala senja walau hanya para sahabat dan kerabat yang jadi penikmat. berbagi sedikit cerita, cara pandang dan pelajaran hidup.

Hai kamu yang disana, terima kasih. Dan walau hanya satu kalimat itu kupikir kamu paham bahwa disana tersimpan sejuta makna.
                                                             

Aku Suka

Aku suka caramu membuatku tersenyum saat hariku kelabu..
Aku suka caramu tertawa riang saat kau datang menyambutku..
Aku suka semua perhatianmu, aku suka caramu menjaga diriku..
Aku suka semuanya tentang kamu...