Semalam kamu datang dalam mimpiku, kamu terlihat tampan sekali, tersenyum padaku tanpa kata.
Aku mampu membaca, kau telah tenang dalam dekap_Nya.
Tuhan begitu menyayangimu, hingga kau harus pergi secepat ini.
Tahukah kamu sayang, aku selalu merindukanmu disini, didunia, dimana kita dipertemukan.
Merajut kasih walau hanya sebentar saja.
Tak apa, akupun mengamini segala apa yang terjadi.
Walau sebenarnya aku tak mempercayai ini.
Aku iri dengan bidadari yang ada disurga sana.
Mungkin mereka menemanimu sekarang.
siang tadi aku berbincang dengan berjuta rindu bersama Ibumu, salah satu wanita yang kamu cintai.
Kami menangis, bukan karena tak meridhoimu, kami ikhlas, kami hanya merasa rindu yang tak tertahan padamu.
Sempat ingin sekali berhijrah kekotamu, Jogjakarta.
Dimana tempat persinggahan terakhirmu.
Waktu memang begitu cepat memisahkanku darimu, tapi itu tak mampu mematikan rasa yang sempat terjalin indah.
Kamu tetap meraja dihatiku, ditempat yang paling indah dikalbuku.
Sungguh, begitu berat kulalui hari tanpa nafasmu didunia fana ini.
Aku bertahan karenamu, melanjutkan hidupku, mencari bahagiaku, bukankah itu yang kau mau?
Aku akan terus berjalan kedepan, melanjutkan mimpi kita walau tanpamu.
Kamu akan menyaksikanku bertahan dengan sejuta asa.
Suatu saat aku akan mempunyai keluarga yang manis. Seperti harapmu.
Melahirkan seorang anak yang tampan sepertimu.
Menua, memikun, memutih, dan mati diatas ranjang hangat nan empukku.
Kita akan bertemu, pasti.
Seperti yang pernah kamu janjikan.
Bertemu dalam waktu dan ruang yang berbeda pastinya.
Kita akan berjodoh dikehidupan yang kekal nanti.
Kamu akan mendapatiku seseorang yang pernah kamu cintai diakhir hayatmu.
Perempuan yang begitu kamu banggakan dan kamu kagumi ketegarannya.
Perempuan yang pernah ingin kamu nikahi.
Perempuan yang pernah ada dihati dan hidupmu yang terdalam.
Sayang, aku menulis ini semua dengan berlinang air mata.
Bukan karena apa-apa, aku hanya merinduimu.
Merindu kasihmu, leluconmu, kenakalanmu, keusilanmu dan segalanya tentangmu.
Kemarin, sekarang, nanti, dan sampai berakhirnya sandiwara dunia ini aku tetap seperti dulu, seperti yessy yang pernah kamu temui dan kamu cintai didunia.
Kematian tak kan pernah bisa mematikan rasaku padamu.
Tidur nyenyaklah kau disana. Waktu akan berjalan dengan cepat, secepat kedipan matamu saat kamu membuka mata dari tidurmu.
Kita akan berjumpa, kita akan menyatu dalam dekapan kasih nan lembut dari Yang Maha Kuasa.
Tersenyumlah, dan bersiaplah, semua akan berakhir dan kita akan bersatu kembali. Seperti yang kubilang tadi.
Pada waktu dan ruang yang berbeda pastinya.
Ur last love,
Yessy.
No comments:
Post a Comment